Senin, 17 Oktober 2011

asal usul kebaya

Kebaya terus berevolusi seiring dengan berkembangnya zaman. Menurut sejarahnya, awal mula kebaya yakni pada abad ke-15 Masehi, yang mana pada saat itu kebaya merupakan busana perempuan Indonesia, terutama perempuan Jawa, yang berupa atasan yang dikenakan bersama dengan kain.
Menurut Ferry Setiawan, seorang perancang busana, pada tahun 1940 an, kebaya pernah dipilih oleh Presiden Soekarno sebagai kostum nasional. Pada saat itu kebaya dianggap sebagai busana tradisional perempuan Indonesia. Kebaya juga pernah menjadi lambang emansipasi perempuan Indonesia, sehubungan dengan pakaian yang dikenakan oleh tokoh kebangkitan perempuan Indonesia, Raden Ajeng Kartini. Sehingga pada tanggal 21 April setiap tahunnya, para siswi, remaja putri, dan para ibu yang tampil dengan mengenakan busana tradisional, di antaranya adalah busana kebaya.
Menurut Ria Pentasari, penulis buku Chic in Kebaya, asal muasal kebaya erat hubungannya dengan bangsa Arab, Tiongkok dan Portugis, karena kata kebaya dianggap berasal dari ketiga bangsa tersebut. Seorang sejarawan, Denys Lombard menulis dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya(1996) bahwa kata kebaya berasal dari bahasa Arab ‘kaba’ yang artinya pakaian, yang hingga saat ini istilah abaya juga masih digunakan untuk pakaian tunik panjang khas Arab.
Pada abad ke-19, kebaya dikenakan oleh semua kelas sosial sehari-harinya, baik perempuan Jawa maupun peranakan Belanda. Bahkan kebaya sempat menjadi busana wajib bagi perempuan Belanda yang hijrah ke Indonesia pada saat itu.
Pada pertengahan abad ke-18, ada dua jenis kebaya yang banyak dikenakan masyarakat:
  1. Kebaya Encim, yaitu kebaya yang dikenakan oleh perempuan Cina peranakan di Indonesia.
  2. Kebaya Putu Baru, yaitu kebaya bergaya tunik pendek yang berwarna-warni dengan motif cantik.
da tahun 1970-an, kiblat dunia mode Indonesia berpaling ke Eropa dan Amerika Serikat karena pengaruh budaya popnya mengalir deras dan kuat. Sehingga pada saat itu kebaya dianggap ketinggalan zaman, dan mulai ditinggalkan dan hanya dikenakan pada acara resmi atau pada acara resepsi.
Namun lagi-lagi kebaya mampu meraih kembali masa gemilangnya di tahun 1990. Hal ini tidak terlepas dari usaha tangan-tangan kreatif para perancang busana pada saat itu. Para perancang mampu memodifikasi kebaya menjadi lebih unik dan beragam dengan menghadirkan keanggunan modern. Sebut saja perancang busana Dhea Panggabean, Anne Avantie, Amy Atmanto dan perancang busana lainnya yang mampu merancang kebaya gaya masa kini yang mulai biasa disebut ‘kebaya pesta’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar